Kerap kali orang-orang yang bergelut dalam bisnis dan menjalankan bidang pemasaran merasa telah maksimal menjalankan tugasnya, tetapi berakhir secara tidak memuaskan. Mereka tidak memahami bagaimana kegagalan tersebut terjadi. Sementara itu, kesalahan seorang pemasar belum tentu sama dengan pemasar lainnya. Setidaknya, tulisan dari website Young Achievement Australia berikut ini, bisa menjadi inspirasi bagi pebisnis, terutama bagi mereka yang terjun langsung di bidang pemasaran. Ternyata, langkah-langkah pemasaran gagal paling banyak bukan karena apa yang tidak kita miliki, melainkan karena apa yang kita kerjakan dengan peluang yang dimiliki. Berikut ini adalah hasil evaluasi tahunan tentang kebiasaan paling banyak dalam hal kehilangan peluang dan kesalahan pemasaran.
  1. Tidak memiliki rencana pemasaran
Kesalahan terbanyak dalam pemasaran adalah tidak memilki rencana. Rencana tidak harus kompleks. Pada kenyataannya, sesuatu pada suatu waktu pendek dan mengarah kearah yang lebih baik.  Perencanaan yang dibuat harus mendeskripsikan pelanggan dan apa yang dapat dilakukan agar membuat mereka membeli produk atau jasa pebisnis. Hal ini berarti memikirkan tentang bagaimana pebisnis dapat mengontak dan mengomunikasikan dengan konsumen.
  1. Tidak memiliki anggaran pemasaran
Bagaimanapun, pemasaran memerlukan biaya yang tentu harus dianggarkan. Janganlah berpikir dulu untuk meraih pelanggan, untuk mengenalkan produk kita kepada khalayak pun tentu dibutuhkan biaya. Inilah poin yang tidak dapat dihindari. Artinya, pemasaran memerlukan biaya yang juga harus dihitung secara cermat.
  1. Tidak memahami nilai dari pelanggan berulang
Sangat banyak bisnis orang-orang yang berkonsentrasi dalam membuat penjualan, tetapi tidak pada membangun hubungan pelanggan. Kita menghabiskan waktu untuk memastikan setiap satu pelanggan baru untuk membeli produk atau jasa. Bukankah lebih baik memiliki 5 pelanggan yang dating kembali 10 kali dalam setahun daripada 50 pelanggan baru setiap tahun yang membeli satu dan tidak pernah datang kembali.
  1. Tidak memiliki database pelanggan
Berikan nama dan kontak detil pada database sehingga anda dapat dengan siap mengomunikasikan dengan para pelanggan. Panggilan telepon atau sebuah email untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan adalah lebih murah daripada menjalankan sekelompok iklan.
  1. Tidak memiliki back-up penjualan
Ketika pelanggan keluar, apakah hal itu akan menjadi pertemuan kali terakhir Anda dengannya? Jika mereka keluar dengan senang, kemungkinan mereka akan senang untuk kembali membeli lagi. Namun jika mereka keluar dengan kecewa, tidakkah Anda ingin mengetahui penyebabnya dan kemudian mencoba untuk memperbaiki masalah yang ada?
  1. Tidak menjalankan penjualan
Untuk memiliki biaya rendah dan dampak strategi pemasaran yang tinggi, Anda harus menjalankan setiap penjualan. Berikut ini beberapa hal yang harus Anda temukan jawabannya.
  • Kapan dan bagaimana pelanggan mendengar Anda?
  • Siapakah yang mereferensikan mereka kepada Anda?
  • Berapa banyak uang yang dihabiskan pelanggan?
  • Berapa banyak item yang mereka beli?
  • Apakah mereka pelanggan yang datang berulang?
Jadilah tracker yang agresif karena hal itu akan menjaga perputaran uang Anda. Anda dapat melakukannya dalam bentuk survey sederhana, dengan sebuah obrolan ramah pada saat menutup penjualan, memberi hadiah kepada orang-orang yang memberi rujukan, melakukan kembali iklan yang sukses, atau memberi hadiah kepada pembeli yang sering kali datang.
  1. Lalai meningkatkan penjualan
Anda seharusnya mencari dan menjual sebuah produk kepada setiap pelanggan dengan cara menawarkan tambahan merchandise pada setiap penjualan. Jika Anda menjual dalam bentuk jasa, tawarkan jasa yang lebih panjang dalam masa kontrak. Menjual prouk atau jasa yang melengkapi bisnis inti. Apakah Pizza Hut hanya menjual pizza saja atau mereka menawarkan Coca Cola dan garlic bread pula? Sering kali tambahan item-item ini dapat menjadi sumber keuntungan utama.
  1. Lalai meminta rujukan atau referensi
Simpel, tetapi jangan terlalu sering melihat strategi. Minta pelanggan mereferensikan teman-teman mereka dan keluarganya ke[ada Anda, atau Anda lebih agresif dengan meminta nama relasi mereka dan kontak detilnya. Anda dapat memberikan komisi atau diskon untuk setiap rujukan yang sukses.
  1. Lalai mendapatkan rekomendasi dan testimoni
Anda suka menjadi kelinci percobaan untuk produk atau layanan baru? Bagaimana Anda mengetahui bagus atau tidaknya suatu produk? Jika merasa tegang ketika mencoba sesuatu yang baru, hal yang sama terjadi pula dengan pelanggan. Yakinkan mereka untuk datang kembali dengan rekomendasi dan testimoni dari pelanggan yang puas.
  1. Lalai dengan studi pemasaran
Marketing bukan ilmu eksak, tetapi kaya dengan sejarah sukses dan gagal. Belajarlah dari mereka. Apa saja yang salah dan benar yang telah mereka lakukan? Bicarakan bisnis dengan yang lain, dengan orang-orang yang ada dalam industri yang sama untuk bertukar pengalaman. Satu jaminan kegagalan adalah menjadi arogan untuk mengikuti nasihat belajar kerja keras dari yang lain.  
WhatsApp Chat Via WhatsApp